DIY Raih Penghargaan Adibahasa 2025, Bukti Komitmen dalam Memartabatkan Bahasa Indonesia

6 days ago 32

Yogyakarta (pilar.id) – Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali menorehkan prestasi nasional dengan meraih Penghargaan Adibahasa 2025 dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI. Penghargaan ini diberikan atas capaian tertinggi DIY dalam Indeks Pembangunan Kebahasaan (Ipebas) 2024.

Penghargaan bergengsi tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, kepada Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dalam puncak perayaan Bulan Bahasa dan Sastra 2025, yang bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda di Hotel Pullman Central Park, Jakarta Barat, pada Selasa (28/10) malam.

Apresiasi atas Komitmen Kebahasaan DIY

Penghargaan Adibahasa merupakan bentuk apresiasi tertinggi dari pemerintah pusat kepada pemerintah provinsi yang menunjukkan keunggulan dalam pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa serta sastra.

DIY dinilai berhasil mengelola ketiga dimensi pembangunan kebahasaan tersebut secara seimbang, baik dari aspek kebijakan, implementasi, maupun pembudayaan literasi di masyarakat. Capaian ini mencerminkan komitmen kuat Pemda DIY dalam mengutamakan bahasa Indonesia di ruang publik, melestarikan bahasa daerah, serta menumbuhkan kecintaan terhadap sastra Indonesia.

Julukan “Kota Pelajar” yang disandang Yogyakarta turut memperkuat ekosistem kebahasaan yang dinamis. Pendidikan, literasi, dan budaya membaca telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial masyarakat DIY.

Ucapan Terima Kasih dan Komitmen Lanjutan

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti, menyampaikan terima kasih kepada Kemendikdasmen atas penghargaan tersebut.

“Penghargaan ini merupakan pengakuan atas kerja bersama seluruh elemen di DIY dalam membangun, menjaga, dan melestarikan kebahasaan serta kesastraan. Pemda DIY berkomitmen memperkuat kebijakan pembinaan bahasa, melestarikan bahasa daerah, dan mendorong literasi di semua lapisan masyarakat,” ujarnya.

Akar Historis dan Nilai Kebangsaan

Spirit kebangsaan dalam memartabatkan bahasa Indonesia telah berakar kuat di Yogyakarta sejak masa pergerakan nasional. Sejarah mencatat, pada Kongres Perempuan Indonesia 1928 di Yogyakarta, Siti Soendari menjadi salah satu tokoh yang berani berpidato menggunakan bahasa Indonesia, hanya dua bulan setelah lahirnya Sumpah Pemuda.

Tindakan tersebut menjadi simbol kuatnya tekad masyarakat DIY dalam menjunjung tinggi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

Indeks Pembangunan Kebahasaan dan Kebijakan Pemerintah

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 79/P/2025, penilaian Ipebas 2024 meliputi tiga dimensi utama:

  • Pengembangan produk kebahasaan,
  • Pembinaan mutu penggunaan bahasa di masyarakat, dan
  • Pelindungan bahasa daerah melalui transmisi antargenerasi.
  • Seluruh aspek tersebut dijalankan secara berkelanjutan dengan dukungan kebijakan pemerintah daerah.
Pesan Menteri dan Tema Bulan Bahasa 2025

Dalam sambutannya, Mendikdasmen Abdul Mu’ti mengajak seluruh masyarakat Indonesia menumbuhkan kebanggaan menggunakan bahasa Indonesia sebagai identitas nasional.

“Bahasa Indonesia harus menjadi penghela ilmu pengetahuan dan sarana membentuk karakter bangsa. Kita ingin generasi muda berpikir, berbicara, dan berkarya dengan bahasa Indonesia,” tegas Mu’ti.

Tahun ini, Bulan Bahasa dan Sastra 2025 mengusung tema “Bahasa Indonesia Berdaulat, Indonesia Maju”. Tema ini menegaskan pentingnya posisi bahasa Indonesia sebagai simbol kedaulatan bangsa di tengah derasnya arus globalisasi.

Gerakan Nasional Literasi dan Kebahasaan

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin, menjelaskan bahwa selama Oktober 2025, Badan Bahasa menyelenggarakan berbagai kegiatan di 30 provinsi yang melibatkan pemerintah daerah, sekolah, perguruan tinggi, komunitas literasi, dan masyarakat umum.

Salah satu agenda unggulannya adalah penganugerahan Penghargaan Adibahasa bagi pemerintah provinsi berprestasi dalam pembangunan kebahasaan dan kesastraan.

Lebih dari sekadar seremoni, Bulan Bahasa dan Sastra kini telah menjadi gerakan nasional literasi lintas sektor — mulai dari pemerintah daerah, lembaga pendidikan, media massa, hingga komunitas literasi.

Melalui momentum ini, diharapkan tumbuh rasa bangga dan cinta masyarakat terhadap bahasa dan sastra Indonesia serta meningkatnya kesadaran literasi nasional. (ret/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |