Google Doodle: Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2025, Seruan untuk Jaga Keanekaragaman Hayati Indonesia

4 hours ago 9

Jakarta (pilar.id) – Google hari ini menampilkan Google Doodle bertema Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) 2025, sebagai bentuk penghormatan terhadap kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia.

Peringatan yang jatuh setiap 5 November ini ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1993, dengan tujuan mengajak seluruh masyarakat untuk mencintai, melestarikan, dan melindungi flora (puspa) serta fauna (satwa) Nusantara.

Tahun ini, tema peringatan mengusung semangat Pulihkan Keanekaragaman Hayati, Lestarikan Kehidupan Bumi.

Tema tersebut menjadi pengingat penting bagi seluruh elemen masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga kelestarian alam Indonesia yang semakin terancam oleh aktivitas manusia dan perubahan iklim global.

Google Doodle Angkat Kekayaan Alam Nusantara

Doodle edisi khusus hari ini menampilkan ilustrasi buatan tangan yang menggambarkan berbagai spesies khas Indonesia dari darat, laut, dan udara. Setiap elemen dalam gambar melambangkan keharmonisan ekosistem serta hubungan erat antara manusia dan alam.

Dalam keterangan resminya, Google menulis bahwa Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional menjadi momentum penting untuk menghargai keragaman hayati Indonesia—negara dengan kekayaan flora dan fauna terbesar kedua di dunia, setelah Brasil.

Indonesia, Negeri dengan Keanekaragaman Hayati Tinggi

Dari Sabang hingga Merauke, Indonesia memiliki lebih dari 30.000 jenis tumbuhan, 1.700 jenis burung, dan lebih dari 500 jenis mamalia. Namun, sebagian besar kekayaan alam tersebut kini berada dalam ancaman akibat deforestasi, perburuan liar, perdagangan satwa ilegal, serta perubahan iklim.

Flora dan fauna Indonesia tak hanya memiliki nilai ekologis, tetapi juga nilai ekonomi, sosial, dan budaya. Tumbuhan endemik menjadi bahan dasar obat tradisional, pangan, hingga kerajinan tangan. Sementara itu, satwa seperti orangutan, komodo, dan burung cendrawasih menjadi simbol kebanggaan nasional sekaligus daya tarik utama pariwisata alam.

Ajakan untuk Generasi Muda dan Masyarakat

Momentum HCPSN 2025 juga menjadi kesempatan bagi generasi muda untuk beraksi nyata. Sekolah, komunitas pecinta alam, hingga keluarga diimbau ikut serta melalui kegiatan sederhana seperti menanam pohon endemik, merawat taman, mengurangi plastik sekali pakai, serta tidak membeli hewan peliharaan langka.

Langkah-langkah kecil ini diharapkan dapat berdampak besar terhadap keberlanjutan keanekaragaman hayati di masa depan.

Upaya Konservasi dan Pendidikan Lingkungan

Pemerintah bersama lembaga konservasi terus memperkuat upaya pelestarian melalui dua pendekatan utama:

  • Konservasi in-situ, yaitu perlindungan spesies di habitat aslinya seperti taman nasional, suaka margasatwa, dan cagar alam.
  • Konservasi ex-situ, melalui kebun raya, taman safari, dan pusat penangkaran untuk memastikan kelangsungan hidup spesies langka.

Selain itu, pendidikan lingkungan sejak dini dianggap kunci dalam menumbuhkan empati terhadap alam. Sekolah dapat mengintegrasikan tema HCPSN dalam kegiatan belajar, seperti lomba menggambar satwa endemik, observasi tumbuhan lokal, atau kampanye media sosial bertema cinta alam.

Menjaga Alam, Menjaga Kehidupan

Perubahan iklim menjadi ancaman nyata bagi puspa dan satwa Indonesia. Kenaikan suhu global, banjir ekstrem, dan kekeringan telah mengganggu pola migrasi serta ekosistem alami. Karena itu, aksi mitigasi seperti penanaman pohon, pengurangan emisi karbon, dan perlindungan hutan perlu menjadi bagian dari gerakan nasional.

HCPSN 2025 juga menjadi momen penghargaan bagi para pejuang konservasi — mulai dari penjaga hutan, peneliti, hingga masyarakat adat yang selama ini menjadi garda terdepan dalam menjaga kekayaan hayati Indonesia.

Pada akhirnya, mencintai puspa dan satwa berarti mencintai kehidupan itu sendiri. Melestarikan mereka bukan hanya menjaga identitas bangsa, tetapi juga memastikan masa depan bumi yang sehat dan berkelanjutan bagi generasi mendatang. (ret/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |