Hebat, 8 Siswa Berkebutuhan Khusus Raih Medali di Ajang Kuliner Internasional

1 month ago 52

loading...

8 siswa berkebutuhan khusus sukses mengharumkan nama bangsa di ajang tata boga tingkat internasional. Foto/BKHM.

JAKARTA - 8 siswa berkebutuhan khusus sukses mengharumkan nama bangsa di ajang tata boga tingkat internasional, yaitu The 14th Salon Culinaire 2025. Kedelapan murid tersebut berhasil menorehkan tujuh medali Perak, satu medali Perunggu, dan Penghargaan The Highest Score - Class 01 Fondant Cake Figures.

Tujuh medali perak masing-masing diraih oleh Mawaddah Warahmah dari SLB Negeri Kandangan Kab. Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan; Desta Fais Kurniawandari SLB Harmoni, Kab. Sidoarjo, Jawa Timur; Rizki Ramadan dari SLB Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan, SH Jambi, Kota Jambi.

Baca juga: Bangga, 6 Siswa Indonesia Raih Juara di Olimpiade Matematika Bergengsi Dunia

Lalu medali perak juga dipersembahkan Roainun dari SLB Negeri Pangeran Cakrabuana Kab. Cirebon, Jawa Barat; Faracya Kaila dari SLB Negeri Pembina Palembang, Sumatera Selatan; Hepi Vania Zendrato SLB Negeri 1 Padang, Sumatera Barat; dan I Made Ardika dari SLB Negeri 1 Badung, Bali.

Kemudian, medali Perunggu diraih oleh Diandra Ratih Livya dari SLB Negeri 1 Bantul, DI Yogyakarta. Untuk Penghargaan The Highest Score - Class 01 Fondant Cake Figures juga berhasil diraih oleh Mawaddah Warahmah.

Baca juga: Top, Siswa Indonesia Sabet 4 Medali di Olimpiade Kimia Dunia

Cerita Haru para Peserta

Para murid berkebutuhan khusus tersebut memiliki cerita yang mengharukan untuk bisa berprestasi di ajang The 14th Salon Culinaire. Salah satunya, Mawaddah Warahmah dari SLB Negeri Kandangan Kab. Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Guru pendampingnya, Fitria Nuraini Herawati, menceritakan bahwa Mawaddah harus menempuh perjalanan jauh selama empat jam untuk sampai ke bandara. Selain itu, siswa didiknya itu berasal dari keluarga yang tidak mampu.

“Perjuangan Mawaddah sangat luar biasa. Untuk sampai ke bandara, ia menempuh perjalanan empat jam. Ayahnya adalah seorang buruh serabutan dan Ibunya seorang buruh tani. Jadi saya lihat, dukungan orang tua Mawaddah sungguh luar biasa,” jelas Fitria dengan haru.

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |