Mayat di Kali Ciliwung Pancoran diduga rusak karena dimakan biawak

2 months ago 51

Jakarta (ANTARA) - Polisi menduga mayat tanpa kepala yang ditemukan warga di Kali Ciliwung kawasan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan rusak karena dimakan binatang seperti biawak.

"Kepala korban masih ada, hanya saja sebagian sudah hilang, dugaan sementara dimakan binatang karena saat dilakukan evakuasi di TKP banyak biawak di sekitar badan korban," kata Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Murodih kepada wartawan di Jakarta, Kamis.

Murodih mengatakan mayat tersebut masih memiliki kepala, namun sebagian memang sudah rusak.

Maka itu, pihaknya masih menunggu hasil otopsi dari Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati untuk memastikan identitas mayat.

"Sementara masih menunggu hasil autopsi di RS Polri Kramat Jati," ujarnya.

Sementara itu, Kapolsek Pancoran Kompol Mansur menerangkan mayat berjenis kelamin laki-laki itu rusak lantaran sudah cukup lama berada di kali yang diperkirakan sejak Sabtu (5/7).

"Mayat itu karena sudah berhari-hari, sudah hampir satu minggu," ujar Mansur.

Kemudian, polisi juga menerima laporan dari dua keluarga yang mengaku kehilangan salah satu anggota keluarganya.

Maka itu, hingga kini, pihaknya masih menunggu hasil autopsi di RS Polri Kramat Jati, yang salah satunya memastikan golongan darah korban sesuai dengan keluarga.

Sebelumnya, warga menemukan mayat tanpa kepala diduga berjenis kelamin laki-laki di Kali Ciliwung di Jalan Rawajati Timur III, Pancoran, Jakarta Selatan pada Rabu (9/7).

Mayat pertama kali ditemukan oleh warga yang sedang memancing di pinggir Kali Ciliwung.

Baca juga: Polisi identifikasi mayat tanpa kepala di Kali Ciliwung Pancoran

Baca juga: Mayat tanpa kepala ditemukan warga di Kali Ciliwung kawasan Pancoran

Baca juga: Anak hanyut di Kali Ciliwung ditemukan tewas setelah 12 hari pencarian

Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |