Monumen Ayam Jago di Lidah Wetan Jadi Ikon Baru Surabaya, Simbol Perjuangan Sawunggaling

6 hours ago 8

Surabaya (pilar.id) – Kota Pahlawan kini memiliki ikon baru. Sebuah Monumen Ayam Jago resmi berdiri di Kelurahan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya. Monumen ini dihadirkan sebagai simbol perjuangan Raden Sawunggaling atau Joko Berek, tokoh legendaris yang diyakini sebagai bagian dari cikal bakal berdirinya Surabaya.

Camat Lakarsantri, Yongky Kuspriyanto Wibowo, menjelaskan monumen ini menjadi penanda penting sejarah lokal. Ia menuturkan bahwa berdasarkan kisah turun-temurun, Joko Berek dikenal gemar mengadu ayam jago dan melalui hobinya itu, ia menemukan ayahnya, Adipati Jayengrono, penguasa Kadipaten Surabaya kala itu.

“Monumen ini bukan hanya tanda perjuangan Joko Berek, tapi juga pengingat asal-usul berdirinya Kota Surabaya. Ayam menjadi simbol karena setiap kali Joko Berek mengadu ayamnya, selalu menang,” ujar Yongky, Selasa (9/9/2025).

Dekat Makam Raden Sawunggaling

Monumen Ayam Jago ditempatkan di Jalan Raya Menganti, Lidah Wetan, tidak jauh dari makam Raden Sawunggaling. Lokasi ini dipilih agar pengunjung mudah mengenali kawasan bersejarah tersebut.

Menurut Yongky, warga Lidah Wetan sejak 2023 telah mengusulkan pembangunan monumen ini kepada Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, sebagai bentuk penghormatan sejarah sekaligus pengembangan wisata kawasan.

“Antusiasme warga luar biasa, karena monumen ini sudah lama diidamkan. Harapannya nanti dilengkapi taman, tempat parkir, dan infrastruktur penunjang agar wisata sejarah dan religi di sini semakin berkembang,” tambahnya.

Pernah Hilang di Masa Kolonial

Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Lidah Wetan, M. Andi Bocor, menuturkan bahwa monumen ayam jago sebenarnya sudah pernah ada, namun hilang pada masa kolonial Belanda.

Karena itu, warga menggelar napak tilas ke Balai Kota Surabaya dan meminta Wali Kota membangun kembali penanda tersebut. Hasilnya, monumen baru setinggi 7 meter berhasil diwujudkan pada 2025, dikerjakan selama 2–3 minggu dengan melibatkan seniman lokal Surabaya.

“Monumen ini diharapkan bisa mendongkrak wisata budaya, seni, dan religi. Apalagi lokasinya berdekatan dengan makam Raden Sawunggaling, yang juga bisa dikembangkan sebagai wisata religi dan edukasi,” ujarnya.

Harapan ke Depan

Warga Lidah Wetan berharap keberadaan monumen ini dapat menjadi daya tarik baru bagi wisatawan, sekaligus memperkuat identitas sejarah Surabaya. Pemerintah kecamatan bersama warga juga menargetkan penambahan fasilitas penunjang agar kawasan ini makin ramah bagi wisata edukasi keluarga.

“Dengan sinergi kearifan lokal dan wisata sejarah, kawasan Lidah Wetan bisa menjadi destinasi penting di Surabaya barat,” pungkas Andi. (rio)


Ringkasan Artikel

  • Surabaya kini memiliki ikon baru berupa Monumen Ayam Jago di Lidah Wetan, Lakarsantri.
  • Monumen ini melambangkan perjuangan Raden Sawunggaling atau Joko Berek.
  • Lokasi monumen dekat dengan makam Raden Sawunggaling, sehingga bisa menjadi wisata sejarah dan religi.
  • Monumen setinggi 7 meter ini melibatkan seniman lokal dalam pembuatannya.
  • Warga berharap monumen ini mendorong pengembangan wisata budaya dan infrastruktur di Surabaya barat.
Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |