Jakarta (ANTARA) - Pengemudi yang menyebabkan terjadinya kecelakaan secara beruntun di Jalan Ahmad Yani pada Jumat sekitar pukul 06.30 WIB diduga mengantuk.
"Kemungkinan bisa mengantuk atau apapun itu bisa terjadi namanya juga pagi hari ya tidak tahu dia dari mana mau kemana," kata Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas (Kanit Laka Lantas) Polres Metro Jakarta Timur AKP Darwis di Jakarta, Jumat.
Darwis menyebutkan, insiden yang terjadi tepat di depan Halte Transjakarta Utan Kayu itu bermula saat mobil Fortuner melaju dan tiba-tiba kehilangan kendali saat mendekati lampu merah.
"Awalnya kendaraan Fortuner itu melaju, kemudian kehilangan kendali saat sampai di depan lampu merah. Akhirnya menabrak kendaraan yang ada di depannya, termasuk sepeda motor dan beberapa mobil," katanya.
Baca juga: Polisi dalami keaslian pelat dinas mobil yang tabrakan di Jaktim
Saat ini, pengemudi Fortuner diketahui tengah menjalani perawatan di RS Persahabatan. Polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut guna memastikan penyebab kecelakaan secara pasti.
Kepolisian masih mendalami keaslian pelat dinas pada mobil yang diduga menjadi penyebab kecelakaan beruntun tersebut.
Dugaan sementara pelat dinas tersebut ditempel oleh oknum yang tidak berwenang. Seringkali pihaknya menemukan kasus pemakaian pelat dinas yang sebenarnya bukan mobil dinas.
Sementara itu, salah satu korban dalam insiden tersebut bernama Farah mengaku kaget saat sedang berhenti menunggu lampu hijau tiba-tiba ditabrak dari belakang.
Baca juga: Tujuh kendaraan tabrakan beruntun di Jaktim, ada dua korban luka
Farah melihat menyebut mobil dinas tersebut seolah tak mengerem ketika lampu lalu lintas dalam kondisi merah.
"Lagi lampu merah, tidak ada apa-apa, tiba-tiba mobil dinas, saya gak tahu darimana kenceng nabrak. Dengkul saya sampai kebentur 'body' mobil. Pas saya turun, yang di dalam mobil Fortuner belum bisa keluar, kayak belum sadar," katanya.
Kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab kecelakaan. Belum ada keterangan resmi mengenai status kendaraan dinas tersebut dan kondisi terkini korban luka.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.