Jakarta (ANTARA) - Polisi masih menyelidiki kemungkinan adanya dalang dan penyokong dana aksi dibalik penyerangan dan perusakan kantor polisi di wilayah Jakarta Timur.
"Kita masih dalami, semuanya ini tentunya nanti akan kita kaji, analisa dan nanti akan kita berikan informasi lebih tepatnya terkait koordinator aksi ataupun (penyokong) dana," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Alfian Nurrizal saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.
Penelusuran terkait koordinator aksi maupun penyandang dana ini dilakukan mengingat penyerangan berlangsung terstruktur dan melibatkan bom molotov buatan tersangka.
Baca juga: Polisi dalami keterkaitan tersangka perusakan kantor polisi di Jaktim
"Tadi sudah ditanyakan untuk keterkaitan tersangka yang satu dengan lainnya kami belum bisa menyampaikan bahwa adanya provokasi dan pendanaan. Semua tentunya perlu kami dalami dulu," jelas Alfian.
Selain kerusakan fasilitas, polisi melaporkan adanya korban luka. Dua orang anggota di Jatinegara mengalami cedera serius, salah satunya patah tulang setelah terjatuh saat berusaha melarikan diri.
"Dua orang personel polisi di Polsek Jatinegara yang mengalami luka di pipi sebelah kanan pada saat dia melarikan diri, jatuh dari lantai dua, dan kakinya ada satu orang yang mengalami patah," ucap Alfian.
Terkait nilai kerugian, Alfian menyebut pihaknya telah melaporkan seluruh kerusakan inventaris ke Polda Metro Jaya.
"Belum bisa kami sebut, tapi sudah laporkan kepada Polda kerusakan-kerusakan dari barang inventaris kami, tapi kami tidak bisa menilai berapa karena itu adanya dari rekan-rekan yang bisa menghitung. Mulai kerusakan, dibakar, kehilangan itu sudah kita laporkan semuanya," ujarnya.
Polisi memastikan akan terus mengusut kasus ini, termasuk kemungkinan adanya provokasi terstruktur maupun jaringan yang lebih luas dibalik aksi perusakan sejumlah kantor polisi di Jakarta Timur.
Baca juga: Tujuh senjata api di Mapolsek Matraman dijarah massa
Sebelumnya, polisi mengungkap keterlibatan dua orang tersangka dalam peracikan bom molotov yang digunakan saat penyerangan Mapolsek Jatinegara, Jakarta Timur, Sabtu (30/8) dini hari.
"Tersangka yang diamankan yakni AR (23), RR (27), SEP (22) dan STP (24), mereka melakukan penyerangan dan perusakan terhadap Mako Polsek Jatinegara. Dua di antaranya berperan membuat bom molotov," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Polisi Alfian Nurrizal saat konferensi pers di Mapolres Metro Jakarta Timur, Senin (8/9).
Dua tersangka yakni AR dan RR tersebut merupakan karyawan SPBU swasta yang juga berperan saat kericuhan aksi.
Mereka membantu proses pembuatan proses pembuatan tiga bom molotov di depan SPBU Shell, Jalan Letjen MT Haryono, Cawang, Kramat Jati.
"Mereka membeli tiga botol (kaca minuman) untuk wadah membuat bom molotov, dan menyiapkan satu botol membantu mengisi bensin ke botol dan menyiapkan sumbuh kain," jelas Alfian.
Baca juga: Polres Jaktim panggil Sherina Munaf terkait kucing Uya Kuya
Polres Metro Jaktim pun telah menangkap 14 tersangka perusakan sejumlah kantor polisi di wilayahnya pada aksi kericuhan itu.
Ke-14 tersangka tersebut ditetapkan statusnya dari lima laporan polisi yang ditangani Sat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, yakni Mako Polres Jaktim, Mako Polsek Duren Sawit, Mako Polsek Cipayung, Mako Polsek Ciracas, dan Mako Polsek Jatinegara.
Dari 14 tersangka tersebut sebanyak empat tersangka yakni ISI (42), SES (31), FA (15), dan DA (15) melakukan penyerangan dan perusakan terhadap Mako Polres Metro Jakarta Timur. Mereka diamankan pada 5-6 September 2025.
Lalu, tiga tersangka yakni MHF (21), MAR (17), dan ASA (17) melakukan penyerangan dan perusakan terhadap Mako Polsek Duren Sawit.
Tiga tersangka yakni NR (29), YO (21), DDK (25) melakukan penyerangan dan perusakan terhadap Mako Polsek Cipayung. Tersangka NR (29) dan YO (21) juga terlibat dalam penyerangan di Mako Polsek Ciracas.
Baca juga: Polres Jaktim tangkap 14 tersangka perusakan sejumlah kantor polisi
Kemudian, empat tersangka yakni AR (23), RR (27), SEP (22), dan STP (24) melakukan penyerangan dan perusakan terhadap Mako Polsek Jatinegara.
Para tersangka memiliki peran beragam mulai dari menyerang dengan bambu, melempar batu ke kantor polisi, bahkan melakukan penjarahan.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.