loading...
Ketua Pembina YPPUP Dr. (HC). Ir. Siswono Yudohusodo dan Rektor Universitas Pancasila Prof. Dr. Adnan Hamid beserta jajarannya.
JAKARTA - Fakultas Hukum Universitas Pancasila (FHUP) merayakan Dies Natalis ke-61 dengan menggelar serangkaian acara penting, termasuk peletakan batu pertama pembangunan Gedung Pascasarjana dan Student Center. Acara yang berlangsung di kampus FHUP, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, ini juga dimeriahkan dengan pemotongan tumpeng dan promosi enam Doktor Ilmu Hukum.
Peletakan batu pertama menjadi simbol dimulainya pembangunan fasilitas baru yang diharapkan akan meningkatkan kualitas pendidikan dan sarana di FHUP. Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran pimpinan penting, termasuk Ketua Pembina Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila (YPPUP) Dr. (HC). Ir. Siswono Yudohusodo, Rektor Universitas Pancasila Prof. Dr. Adnan Hamid, S.H., M.H., M.M., Ketua Senat Universitas Prof. Dr. Ir. Budhi Muliawan Suyitno, IPM., Dekan FHUP Prof. Dr. Eddy Pratomo, S.H., M.A., serta Ketua Senat FHUP Prof. Dr. Reda Manthovani, S.H., LL.M., yang juga menjabat sebagai Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel). Turut hadir para Wakil Rektor, pimpinan fakultas, dan sivitas akademika FHUP.
Dalam sambutannya, Ketua Pembina YPPUP Dr. (HC). Ir. Siswono Yudohusodo mengapresiasi inisiatif strategis FHUP dalam pengembangan infrastruktur. Ia menekankan pentingnya tiga prinsip utama dalam pembangunan ini: keberlanjutan (sustainability), kualitas (quality), dan pertumbuhan (growth).
"FHUP telah menunjukkan komitmen dalam menjaga keberlanjutan, antara lain dari sisi keuangan yang sehat, kepemimpinan yang solid dan berjenjang, serta kualitas akademik yang terus meningkat, termasuk keberhasilan program doktoral yang telah melahirkan lulusan-lulusan pertamanya di tahun ini," ujar Siswono.
Ia juga menyoroti pentingnya mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan global melalui infrastruktur pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan masa depan. "Pertumbuhan ekonomi kita masih di angka 4 persen, belum cukup untuk menyerap seluruh angkatan kerja baru. Oleh karena itu, mahasiswa harus siap menghadapi dunia kerja global. Dunia saat ini tanpa batas; kesempatan bekerja terbuka tidak hanya di dalam negeri, tapi juga di luar negeri, seperti Jepang, Taiwan, dan Hongkong, yang kini banyak menyerap tenaga kerja Indonesia," tambahnya.