Polisi: Terduga penculikan di Kedoya Jakbar seorang ODGJ

3 hours ago 4

Jakarta (ANTARA) - Kepolisian menyebutkan seorang wanita yang diduga sebagai pelaku percobaan penculikan di kawasan Gang Malvinas, Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Selasa (4/11), ternyata orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Sipayung ketika dikonfirmasi di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa wanita itu mengalami gangguan kejiwaan.

"Ibu ini punya trauma soal anaknya, gangguan mental," katanya.

Arfan juga menyebut bahwa anak perempuannya yang dibawa saat mendatangi Gang Malvinas telah dikembalikan ke rumahnya. Sementara, ibu-ibu yang ternyata mengalami gangguan kejiwaan itu diserahkan oleh pihak kepolisian kepada Dinas Sosial.

"Jadi kemarin itu langsung anaknya kami kembalikan ke orang tuanya, sementara ibunya kami serahkan ke Dinas Sosial," ujarnya.

Baca juga: Kasus penculikan di Pasar Rebo, Polisi: Korban disekap empat hari

Salah seorang warga Gang Malvinas, Jalan Kedoya Pesing RT 03 RW 02 Kebon Jeruk Wiwin (38) mengaku anaknya yang berusia lima tahun sempat dibawa oleh pelaku.

"Anak saya umur lima tahun sempat ditarik-tarik sama terduga pelaku," katanya.

Wanita itu telah mendatangi permukiman Gang Malvinas sebanyak empat kali dengan gelagat mencurigakan. "Dia datang tuh motornya diumpetin di gang, terus jalan aja sepanjang gang sambil diam-diam videoin rumah-rumah gitu," kata Wiwin.

Wanita itu pertama kali datang pada Jumat (31/10) lalu, saat kondisi sepi. "Pertama, datang hari Jumat. Jumat sepi orang pada Jumatan. Katanya dia lihat anaknya duduk di sini, di depan rumah saya," ujarnya.

Dua hari kemudian, wanita itu kembali datang dan memaksa masuk ke salah satu rumah warga yang sedang kosong karena ditinggal pulang kampung, dengan dalih anaknya ada disembunyikan di dalam.

"Dipanggil lah Pak RT sama warga, dibukain itu pintunya, kosong. Soalnya yang punya lagi pulang kampung. Dia malah nuduh 'berarti anak saya dibawa pulang kampung' gitu," ujar Wiwin.

Baca juga: KemenPPPA kawal kasus penculikan dan kekerasan seksual anak di Jakarta

Saat itu, warga melepas wanita tersebut karena mengira pelaku memiliki gangguan kejiwaan dan stres karena mencari anak. Namun, wanita itu kembali datang selama dua hari berturut-turut.

Wanita itu bahkan sempat masuk ke sebuah warung kelontong dan mencoba menarik anak pemilik warung, tetapi langsung ditegur oleh orang tua anak tersebut.

"Emaknya langsung teriak dong karena anaknya ditarik. Si ibu itu langsung kabur pakai motor ke arah jalan raya," kata Wiwin.

Pada Selasa petang sekitar pukul 17.30 WIB, wanita itu nekat kembali lagi. Saat itu, ia tidak datang sendiri, melainkan bersama seorang pria dan seorang anak perempuannya.

"Dia datang dua motor. Dia boncengin anaknya cewek, satu motor lagi ada laki-laki di belakangnya," jelas Wiwin.

Warga yang sudah mengenali pelaku langsung waspada dan segera menghampiri saat ia berjalan masuk dan menarik seorang anak. Namun, saat warga mengerumuni pelaku, pria yang datang menggunakan motor lain langsung melarikan diri.

"Nah itu waktu disamperin, digeledah ternyata dia bawa tas isinya print foto anak-anak gitu banyak banget, saya kan takut apa ini orang stres atau sindikat penculik?," ujar Wiwin.

Meski begitu, Wiwin dan warga lainnya tetap menaruh curiga karena merasa ada gelagat bahwa pelaku sengaja bersikap seperti memiliki gangguan kejiwaan.

Baca juga: Penculik anak perempuan di Jaktim ditangkap

"Jujur kalau saya ngerasanya kayak akting doang dia, orang dia bisa ngincer anak, terus dia aja sadar sama motornya minta jangan diapa-apain. Sorot matanya tuh normal," ujarnya.

Sebagian warga yang kesal karena anaknya sempat ingin dibawa kabur oleh pelaku pun melampiaskan emosinya. Namun, warga lainnya mencoba menenangkan situasi agar tak menghakimi pelaku dan menyarankan agar pelaku dibawa ke Mapolres Metro Jakarta Barat.

"Akhirnya marah dah orang-orang sini, kayaknya udah jengkel, dia ke sini lagi, sini lagi. Ngincar anak-anak terus meresahkan, dibawa tuh ke Polres," tutur Wiwin.

Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |