Sinopsis The Da Vinci Code (2006): Film dengan Paduan Sejarah, Misteri, dan Teori Konspirasi yang Mengguncang Dunia

1 week ago 39

Jakarta (pilar.id) – Film The Da Vinci Code (2006) menjadi salah satu fenomena terbesar dalam sejarah perfilman modern. Disutradarai oleh Ron Howard dan diadaptasi dari novel laris karya Dan Brown yang terbit pada 2003, film ini memadukan misteri, sejarah, dan teori konspirasi keagamaan yang mengguncang dunia.

Dibintangi oleh Tom Hanks sebagai Robert Langdon, film ini membuka trilogi kisah sang profesor simbolisme agama yang penuh teka-teki.

Sinopsis dan Alur Cerita

The Da Vinci Code mengikuti kisah Robert Langdon, profesor simbolisme agama dari Universitas Harvard yang menjadi tersangka utama dalam kasus pembunuhan misterius kurator Louvre, Jacques Saunière.

Di tubuh korban ditemukan pesan rahasia dan simbol-simbol aneh yang mengarah pada pencarian Holy Grail, artefak legendaris yang telah menjadi misteri berabad-abad.

Dengan bantuan kriptolog polisi Sophie Neveu (diperankan oleh Audrey Tautou), Langdon melarikan diri dari kejaran polisi Prancis dan menelusuri jejak-jejak tersembunyi karya Leonardo da Vinci, termasuk The Last Supper.

Mereka bertemu Sir Leigh Teabing (diperankan oleh Ian McKellen), seorang sejarawan yang percaya bahwa Grail bukanlah cawan, melainkan sosok Maria Magdalena, yang disebut-sebut sebagai istri Yesus Kristus dan ibu dari keturunannya.

Film ini dengan cepat berubah menjadi perburuan internasional antara Langdon dan kelompok rahasia Opus Dei, yang berupaya menyembunyikan kebenaran tentang Grail dan sejarah Gereja. Pencarian mereka berpuncak di Rosslyn Chapel, Skotlandia, tempat misteri besar tentang garis keturunan Yesus akhirnya terungkap.

Kontroversi dan Picu Reaksi Gereja

Sejak dirilis, The Da Vinci Code menjadi pusat kontroversi global. Film ini dianggap menyinggung Gereja Katolik, karena menggambarkan teori bahwa Gereja menutupi kebenaran tentang hubungan Yesus dan Maria Magdalena selama dua ribu tahun.

Vatikan dan organisasi Katolik dunia mengecam keras film ini. Banyak pihak menyerukan boikot terhadap penayangannya, dengan alasan bahwa film tersebut menodai iman dan menyebarkan distorsi sejarah.

Beberapa negara seperti Syria, Lebanon, Iran, dan Yordania bahkan melarang penayangan film ini karena dianggap bertentangan dengan ajaran agama.

Produksi dan Lokasi Syuting

Film ini diproduksi dengan biaya sekitar 125 juta dolar AS, dengan naskah yang ditulis oleh Akiva Goldsman, yang sebelumnya juga bekerja sama dengan Howard dalam A Beautiful Mind (2001).

Proses syuting dimulai pada Juni 2005 dan mengambil lokasi di berbagai tempat ikonik Eropa, termasuk Museum Louvre di Paris, Lincoln Cathedral, Rosslyn Chapel di Skotlandia, dan Belvoir Castle di Inggris.

Pihak Louvre memberikan izin resmi untuk pengambilan gambar, namun tidak mengizinkan pencahayaan langsung terhadap lukisan Mona Lisa, sehingga digunakan replika. Sebaliknya, Westminster Abbey dan Gereja Saint-Sulpice menolak permintaan syuting karena alasan teologis.

Bintang, Musik, dan Penghargaan

Selain Tom Hanks dan Audrey Tautou, film ini juga dibintangi oleh Jean Reno, Alfred Molina, Paul Bettany, dan Jean-Pierre Marielle. Bettany mendapat perhatian khusus berkat perannya sebagai Silas, biarawan albino yang kejam namun tragis, yang menjadi salah satu ikon visual paling diingat dari film ini.

Musik film ini digubah oleh Hans Zimmer, yang berhasil menciptakan suasana tegang dan mistis khas The Da Vinci Code. Karya Zimmer bahkan memperoleh nominasi Golden Globe 2007 untuk Best Original Score.

Tanggapan Kritik dan Prestasi Box Office

The Da Vinci Code tayang perdana di Festival Film Cannes 2006 dan menuai reaksi dingin. Banyak kritikus menilai film ini “terlalu panjang” dan “kurang menggigit”. Di situs Rotten Tomatoes, film ini hanya meraih 25% rating positif, sedangkan Metacritic memberikan skor 46/100, menandakan ulasan campuran.

Namun, dari sisi komersial, film ini menjadi sukses besar. Dalam pekan pembukaannya, The Da Vinci Code mencatat pendapatan 224 juta dolar AS secara global, dan menembus 760 juta dolar AS di seluruh dunia — menjadikannya film terlaris kedua tahun 2006 dan film terlaris sepanjang karier Ron Howard.

Warisan dan Dampak

Meskipun kontroversial, The Da Vinci Code berhasil memperkenalkan tema sejarah, seni, dan teologi kepada khalayak luas. Kesuksesan film ini melahirkan dua sekuel: Angels & Demons (2009) dan Inferno (2016), yang sama-sama dibintangi Tom Hanks sebagai Robert Langdon.

Lebih dari sekadar film misteri, The Da Vinci Code menjadi simbol benturan antara iman, ilmu pengetahuan, dan interpretasi sejarah — sekaligus menegaskan bahwa teori konspirasi tetap menjadi daya tarik kuat dalam budaya populer modern. (ret/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |