Los Angeles (pilar.id) – Los Angeles FC (LAFC) kembali meraih kemenangan penting dalam lanjutan kompetisi Major League Soccer (MLS) 2025, setelah menaklukkan Atlanta United dengan skor tipis 1-0 di BMO Stadium, Los Angeles, Amerika Serikat, pada Minggu (6/10/2025) waktu setempat.
Hasil ini memperpanjang rekor kemenangan LAFC menjadi lima laga beruntun. Dengan tambahan tiga poin, mereka kokoh di posisi keempat klasemen Wilayah Barat dengan koleksi 56 poin dari 31 pertandingan (16 menang, 8 imbang, 7 kalah).
Son Heung-min Jadi Kunci Kebangkitan LAFC
Sejak bergabung dengan LAFC, Son Heung-min menjadi sorotan besar di MLS. Pemain asal Korea Selatan itu telah menorehkan 8 gol dan 3 assist hanya dalam 9 pertandingan, sebuah catatan impresif yang membuat banyak pihak membandingkannya dengan Lionel Messi, bintang Inter Miami.
Kehadirannya di lini depan LAFC juga memberikan dampak signifikan terhadap performa rekan setimnya, Denis Bouanga, yang semakin produktif sejak kedatangan Son. Sejak duet ini terbentuk, Bouanga mencetak 10 gol tambahan, menjadikan keduanya sebagai duo paling berbahaya di MLS musim ini.
Kolaborasi Mematikan: Bouanga dan Son Heung-min
Pada laga kontra Atlanta United, Bouanga menjadi penentu kemenangan lewat gol tunggal di menit ke-86. Meskipun Son tidak mencatatkan assist langsung, pergerakannya menarik perhatian para bek lawan, membuka ruang bagi Bouanga untuk memanfaatkan bola pantul hasil sapuan bek Atlanta dan mencetak gol kemenangan.
Menariknya, Son dan Bouanga telah terlibat dalam seluruh 18 gol terakhir LAFC, sebuah pencapaian luar biasa yang sekaligus memecahkan rekor kontribusi beruntun dalam sejarah MLS. Saat ini, Bouanga memuncaki daftar top skor MLS dengan 24 gol — sejajar dengan Lionel Messi — berkat sinergi apik dengan Son Heung-min.
Bangkit Setelah Masa Sulit di Tottenham
Sebelum hijrah ke MLS, Son sempat mengalami penurunan performa di musim terakhirnya bersama Tottenham Hotspur, meski telah mencetak total 173 gol dari 454 pertandingan di Premier League. Banyak pihak kala itu mempertanyakan apakah performa Son menurun karena faktor usia — mengingat ia kini berusia 33 tahun.
Namun, performanya di LAFC berhasil membungkam semua keraguan. Dalam waktu singkat, ia tak hanya memenuhi ekspektasi publik Amerika, tetapi juga mengangkat status MLS sebagai kompetisi yang semakin menarik bagi pemain Eropa.
Dengan kombinasi pengalaman, kecepatan, dan visi bermainnya, Son kini menjadi ikon baru MLS dan wajah utama kebangkitan LAFC musim ini. Banyak analis menilai kehadirannya bisa mendorong klub menuju MLS Cup 2025, sekaligus memperluas basis penggemar MLS di Asia.
Sinerginya dengan Bouanga bahkan diprediksi akan menjadi duet paling produktif dalam sejarah klub, sekaligus membuka peluang bagi LAFC untuk menantang dominasi Inter Miami yang diperkuat Lionel Messi.
Kiprah Son Heung-min di Major League Soccer membuktikan bahwa kompetisi sepak bola Amerika Serikat kini bukan sekadar pelabuhan akhir bagi bintang-bintang Eropa, melainkan arena baru untuk menunjukkan kualitas sesungguhnya.
Dengan performa gemilang, kontribusi signifikan, dan efek domino terhadap tim, Son kini layak disebut sebagai ikon global yang membawa MLS ke level baru. (mad/hdl)

3 weeks ago
34

















































