Bengkulu (pilar.id) – Pemerintah Kota Bengkulu resmi menetapkan status tanggap darurat bencana gempa bumi menyusul gempa berkekuatan magnitudo 6,3 yang mengguncang wilayah tersebut pada Jumat dini hari, 23 Mei 2025 pukul 02.52 WIB.
Keputusan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Wali Kota Bengkulu Nomor 110/2025 dan berlaku selama tujuh hari, mulai 23 hingga 29 Mei 2025.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa pusat gempa berada di koordinat 4,17° Lintang Selatan dan 102,17° Bujur Timur dengan kedalaman 80 kilometer. Guncangan dirasakan kuat di Kota Bengkulu dan sejumlah daerah di sekitarnya seperti Kabupaten Seluma, Bengkulu Tengah, dan Bengkulu Utara.
Ratusan Warga Terdampak dan Rumah Rusak
Data sementara dari BNPB hingga Jumat malam mencatat sedikitnya 241 Kepala Keluarga (KK) atau 800 jiwa terdampak.
Rinciannya meliputi 49 KK di Kabupaten Bengkulu dan 192 KK atau 584 jiwa di Kota Bengkulu. Sebagian warga yang rumahnya mengalami kerusakan berat telah mengungsi ke rumah keluarga, sementara lainnya memilih bertahan di sekitar rumah masing-masing.
Dari sisi kerusakan material, sebanyak 158 bangunan dilaporkan rusak, yang terdiri dari:
- 21 unit rusak berat di Kota Bengkulu, termasuk Gedung Balai Buntar
- 1 unit rusak sedang di Bengkulu Tengah
- 133 unit rusak ringan, meliputi rumah warga dan fasilitas pendidikan seperti SMKN 2 Bengkulu Tengah, SD Negeri 2, dan PAUD Lubuk Unen
Wilayah terdampak di Kota Bengkulu meliputi sembilan kelurahan, antara lain Betungan, Pagar Dewa, Jalan Gedang, Pintu Batu, Jembatan Kecil, Lingkar Timur, Padang Serai, Muara Dua, dan Surabaya. Sementara di Kabupaten Bengkulu Tengah terdapat tiga kecamatan terdampak.
Tidak Ada Korban Jiwa, Namun Ada Korban Luka
Meski tidak ada laporan korban jiwa, satu orang korban luka dilaporkan. Rian Saputra, warga Kelurahan Sukamerindu, mengalami patah tulang pada lengan kiri akibat tertimpa material bangunan saat gempa terjadi. Saat ini korban tengah menjalani perawatan di RS Bhayangkara Bengkulu.
Kapolda Bengkulu Irjen Pol Mardiyono, S.I.K., M.Si., juga turun langsung ke lokasi terdampak untuk memantau situasi dan memastikan penanganan berlangsung cepat dan terkoordinasi.
Polresta Bengkulu dan Polres Bengkulu Tengah telah mendirikan posko, dapur umum, serta menyalurkan bantuan logistik bagi warga terdampak.
Pemerintah Provinsi Bengkulu juga memastikan akan membangun kembali rumah yang roboh serta melakukan rehabilitasi terhadap rumah yang mengalami kerusakan, sesuai tingkat keparahan masing-masing.
Personel Brimob dan Samapta disiagakan di lokasi untuk menjaga ketertiban dan membantu proses evakuasi. Biro SDM dan Biddokkes Polda Bengkulu juga menggelar kegiatan trauma healing untuk membantu warga, terutama anak-anak, menghadapi dampak psikologis akibat gempa.
Kapolda Bengkulu mengimbau seluruh masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi gempa susulan dan terus mengikuti arahan dari petugas di lapangan. Polda Bengkulu akan terus memantau perkembangan situasi dan berkomitmen memberikan perlindungan dan pelayanan terbaik bagi masyarakat terdampak.
“Kami pastikan proses penanganan bencana ini berjalan cepat, tepat sasaran, dan berkoordinasi dengan semua instansi terkait,” tegas Irjen Pol Mardiyono.
Pembersihan puing dan perbaikan ringan akan dilakukan melalui kerja gotong royong bersama masyarakat, sebagai bentuk solidaritas dan dukungan bagi warga yang terdampak. (usm/hdl)