Bitcoin Pizza Day: Simbol Awal Revolusi Kripto yang Kini Menjadi Aset Strategis Global

1 week ago 24

Jakarta (pilar.id) – Komunitas kripto dunia memperingati Bitcoin Pizza Day, sebuah peristiwa ikonik yang menjadi tonggak sejarah awal penggunaan Bitcoin dalam transaksi dunia nyata.

Lebih dari sekadar nostalgia, momen ini menjadi pengingat bahwa teknologi kripto diciptakan untuk diakses oleh semua kalangan, tanpa terkecuali.

Bitcoin Pizza Day merujuk pada tanggal 22 Mei 2010, ketika seorang programmer asal Florida, Laszlo Hanyecz, membeli dua loyang pizza seharga 10.000 BTC, yang saat itu hanya bernilai sekitar USD 41.

Jika dikonversikan ke harga Bitcoin saat ini yang berada di kisaran Rp1,8 miliar per BTC, maka nilai dua pizza tersebut kini mencapai lebih dari Rp18 triliun — menjadikannya pembelian pizza termahal dalam sejarah.

Menurut Calvin Kizana, CEO Tokocrypto, peristiwa ini memiliki makna mendalam bagi perkembangan dunia keuangan digital. “Bitcoin Pizza Day bukan sekadar perayaan unik, tapi lambang dari transformasi besar dalam cara kita memandang uang dan teknologi. Ini adalah pengingat bahwa revolusi besar selalu dimulai dari langkah kecil oleh orang-orang biasa,” ujarnya.

Bitcoin untuk Semua, Bukan Hanya Profesional

Bitcoin yang awalnya hanya digunakan di forum daring, kini telah menjelma menjadi aset digital resmi yang diakui secara global, termasuk di Indonesia.

Data terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa hingga Maret 2025, jumlah investor kripto di Tanah Air telah mencapai 13,71 juta orang, dengan nilai transaksi stabil di kisaran Rp32 triliun.

Calvin menyebut bahwa ini mencerminkan semangat inklusi finansial yang menjadi dasar dari teknologi kripto.

“Dulu para pelopor Bitcoin hanyalah individu biasa. Kini, siapa pun bisa mulai berinvestasi—baik mahasiswa, pekerja, hingga pelaku UMKM. Ini teknologi terbuka yang bisa dimiliki semua orang,” tegasnya.

Institusi Ikut Masuk: Kripto Jadi Aset Strategis

Minat terhadap Bitcoin kini tidak hanya datang dari investor ritel, tetapi juga dari institusi keuangan besar. Salah satunya adalah DigiAsia Corp, perusahaan fintech asal Indonesia yang baru-baru ini mengumumkan rencana membentuk cadangan aset digital senilai Rp1,6 triliun dalam bentuk Bitcoin.

Langkah ini merupakan bagian dari strategi diversifikasi keuangan jangka panjang mereka.

Tren serupa juga terjadi di tingkat global. Perusahaan seperti MicroStrategy telah mengumpulkan lebih dari 576.000 BTC, sementara GameStop mengalokasikan dana dari obligasi konversi senilai USD 1,5 miliar untuk membeli Bitcoin. Hal ini menunjukkan bahwa kripto semakin diakui sebagai bagian dari portofolio keuangan yang sah dan strategis.

Arah Regulasi dan Masa Depan Kripto di Indonesia

Dengan regulasi yang terus berkembang dan pemahaman masyarakat yang semakin matang, Calvin optimistis bahwa kripto akan menjadi bagian penting dalam ekosistem keuangan digital Indonesia.

“Kami percaya bahwa kripto bukan hanya milik trader profesional. Ini adalah alat masa depan yang bisa dimanfaatkan semua kalangan.

Sama seperti Laszlo 14 tahun lalu, langkah kecil yang kita ambil hari ini bisa menjadi sejarah besar di masa depan,” pungkasnya. (hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |