Cegah Tindak Kriminalitas, Pemkot Surabaya Aktifkan Lagi Siskamling dan Perkuat Kampung Tangguh

6 days ago 17

Surabaya (pilar.id) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus menggencarkan upaya pencegahan tindak kriminalitas, khususnya pencurian kendaraan bermotor (curanmor) yang marak terjadi di sejumlah wilayah. Salah satu langkah yang kembali dihidupkan adalah pengaktifan Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) di tingkat Rukun Warga (RW).

Kepala Satpol PP Kota Surabaya, M Fikser, menyebutkan bahwa peningkatan kesadaran masyarakat mendorong kembalinya budaya ronda malam dan patroli warga di kampung-kampung.

“Sudah banyak kampung yang menerapkan kembali Siskamling karena warga mulai sadar pentingnya menjaga lingkungan setelah beberapa kali terjadi curanmor,” ujar Fikser, Jumat (23/5/2025).

Meski demikian, Fikser mengakui tantangan tetap ada, terutama dalam hal keterbatasan sumber daya. Oleh karena itu, Pemkot Surabaya memperkuat sistem komunikasi darurat melalui layanan Command Center 112 yang terintegrasi dengan nomor polisi 110.

“Kami ingin saat terjadi kejadian, warga bisa langsung melapor dan aparat bisa segera bergerak,” jelasnya.

Langkah strategis lainnya adalah penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk pos kamling berbasis kolaborasi bersama Polri dan TNI. Model ini mengadopsi pendekatan “Kampung Tangguh” yang terbukti efektif saat pandemi COVID-19.

“Dulu saat pandemi, Kampung Tangguh bisa menangani banyak persoalan di kampung. Konsep ini akan kita hidupkan lagi,” terang Fikser.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi telah menginstruksikan penguatan sistem ini secara bertahap dengan menjadikan 500 dari total 1.300 RW sebagai pilot project. Evaluasi dan pengawasan akan dilakukan ketat demi efektivitas program.

Selain Siskamling, Pemkot juga mendorong pengembangan “Kampung Madani” untuk wilayah yang sudah membentuk klaster keamanan mandiri. Program ini tidak hanya mencakup keamanan, tapi juga pengelolaan sampah dan penguatan solidaritas sosial.

“Kita tidak hanya mendorong aktivasi Siskamling, tapi juga lakukan monitoring dan evaluasi secara rutin,” tegas Fikser.

Sementara itu, Camat Pabean Cantian, Muhammad Januar Rizal, mengungkapkan bahwa wilayahnya masih rentan terhadap kasus curanmor. Berdasarkan data, terdapat 34 kasus pada 2024 dan 18 kasus hingga Mei 2025.

“Kami rutin koordinasi dengan tiga pilar, yaitu Kapolsek, Danramil, dan perangkat wilayah. Warga juga mulai aktif ronda malam di RW masing-masing,” ujarnya.

Langkah preventif lainnya adalah penerapan program wajib lapor tamu dalam 1×24 jam serta pemasangan CCTV di titik rawan. CCTV ini dipantau langsung dari balai RW.

“CCTV bukan hanya alat dokumentasi, tapi alat deteksi dini. Jika ada gerak-gerik mencurigakan, warga bisa langsung ambil tindakan,” jelas Rizal.

Terkait pemasangan portal di pintu masuk kampung, Rizal menekankan pentingnya musyawarah RT/RW agar tidak mengganggu akses darurat seperti mobil pemadam kebakaran.

“Tujuannya untuk keamanan, tapi tetap harus memperhatikan mobilitas warga,” tuturnya.

Rizal pun menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga lingkungan dari kejahatan.

“Kunci keberhasilan pencegahan curanmor adalah komitmen bersama. Partisipasi aktif warga menjadi faktor penentu,” pungkasnya. (rio/ted)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |