Cileungsi (pilar.id) — PT Hakaaston (HKA), anak perusahaan PT Hutama Karya (Persero), resmi menerapkan konversi energi dari Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Compressed Natural Gas (CNG) pada Asphalt Mixing Plant (AMP) wilayah Jabodetabek. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dan sejalan dengan Peraturan Menteri BUMN No. PER-2/MBU/03/2023.
Konversi energi ini bertujuan untuk mengurangi emisi karbon serta meningkatkan efisiensi produksi. Direktur Operasi HKA, Martin Nababan, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari transformasi strategis perusahaan.
“Kami menyadari bahwa tantangan efisiensi energi bukan hanya soal penghematan biaya, tetapi juga tanggung jawab terhadap lingkungan dan masa depan industri konstruksi,” ujar Martin.
Melalui penerapan CNG, HKA menargetkan efisiensi biaya produksi sebesar 5 persen. Hasil implementasi menunjukkan efisiensi yang melampaui target, dengan penurunan biaya mencapai 5,7 persen.
Dari sisi lingkungan, penggunaan CNG terbukti jauh lebih ramah dibandingkan BBM Solar. Faktor emisi karbon CNG tercatat sebesar 43 ton CO₂ per terajoule, jauh lebih rendah dibandingkan Solar yang mencapai 76–77 ton CO₂ per terajoule. Penggunaan CNG oleh HKA diperkirakan mampu menekan emisi karbon hingga 878.584 ton CO₂ per tahun.
Selain itu, pembakaran CNG menghasilkan asap lebih jernih dan tidak meninggalkan residu berbahaya bagi tanah atau air. Proses pembakaran yang stabil juga menjaga suhu konstan pada alat pemanas, sehingga kualitas aspal tetap terjaga.
“CNG juga lebih aman karena jika terjadi kebocoran, gas akan langsung menguap ke udara. Beralih ke CNG berarti menghemat biaya, ramah lingkungan, dan meningkatkan mutu produksi,” tambah Martin.
AMP Jabodetabek menjadi proyek percontohan pada tahun 2023. Program ini dikembangkan oleh Tim CNG bersama Unit Produksi, serta mendapat dukungan dari vendor penyedia burner dan gas, di bawah pengawasan Departemen Operasi II.
Guna mendukung digitalisasi, HKA juga mengimplementasikan sistem monitoring konsumsi bahan bakar secara real time melalui aplikasi LAMPS (Live Asphalt Mixing Plant System). Sistem ini memungkinkan kontrol dan penjadwalan produksi berbasis data yang lebih presisi.
“Dengan sistem digital terintegrasi, kami memastikan efisiensi yang dicapai dapat terus konsisten dan berkelanjutan,” tutur Martin.
Konversi energi ini juga mendukung berbagai proyek strategis, termasuk proyek Proving Ground di Bekasi, sebuah fasilitas uji kendaraan berstandar internasional. HKA dipercaya untuk memasok aspal berkualitas tinggi dengan permukaan presisi dan stabil, hasil dari sistem produksi berbasis CNG.
Ke depan, HKA berkomitmen melakukan continuous improvement dan memperluas program konversi energi ke delapan AMP lainnya di enam provinsi: Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, dan Lampung. (ret/hdl)