Kebijakan Tarif Trump Guncang Pasar Global, Para Miliarder Dunia Rugi Triliunan Rupiah

1 day ago 14

Jakarta (pilar.id) – Kebijakan tarif impor Presiden Donald Trump terhadap lebih dari 180 negara dan wilayah telah memicu kekacauan di pasar keuangan global. Pada awal pekan ini, indeks S&P 500 hampir memasuki wilayah bear market, menandai kekhawatiran besar di kalangan pelaku pasar dan investor.

Dampak dari gejolak ini tidak hanya dirasakan oleh investor ritel dan pensiunan Amerika, tetapi juga menghantam para miliarder dunia.

Menurut data Bloomberg Billionaire Index, tiga tokoh terkaya dunia—Warren Buffett, Larry Ellison, dan Mark Zuckerberg—masing-masing kehilangan hampir USD 10 miliar hanya dalam satu hari perdagangan pada Jumat lalu.

Elon Musk Alami Kerugian Terbesar

Meski masih menyandang gelar orang terkaya di dunia, pendiri Tesla dan SpaceX, Elon Musk, menjadi individu dengan kerugian terbesar. Pada hari Jumat, nilai kekayaannya anjlok sebesar USD 20 miliar, dengan penurunan total lebih dari USD 130 miliar sejak awal tahun 2025.

Saham-saham teknologi papan atas seperti Nvidia, Amazon, dan Meta ikut terseret dalam penurunan tajam, menyebabkan hilangnya nilai pasar dalam jumlah besar dan memicu kerugian dua hari terbesar dalam sejarah bagi 500 orang terkaya dunia.

Warren Buffett Masih Catat Kinerja Positif

Di tengah kekacauan ini, Warren Buffett menjadi satu-satunya miliarder besar yang masih membukukan keuntungan pada 2025.

Strategi konservatif Buffett tampaknya membuahkan hasil, setelah ia menjual saham senilai USD 134 miliar pada 2024 dan menyimpan dana tunai sebesar USD 334 miliar di akhir tahun.

Hingga Mei 2025, kekayaannya meningkat sekitar USD 12 miliar, menjadikannya orang terkaya keenam di dunia, hanya berada di bawah Bill Gates dan Bernard Arnault.

“Kami mendapat keuntungan besar dari peningkatan imbal hasil Treasury Bill dan dari peningkatan signifikan kepemilikan surat berharga jangka pendek yang sangat likuid,” tulis Buffett kepada para pemegang sahamnya pada Februari lalu.

Ketimpangan Kekayaan Jadi Sorotan

Meski kerugian para miliarder tampak besar, dampak sebenarnya dari penurunan pasar justru lebih terasa bagi masyarakat kelas menengah ke bawah yang berharap bisa pensiun tahun ini atau sedang berjuang menghadapi inflasi dan pasar kerja yang tidak stabil.

Sebuah survei terbaru mengungkap bahwa hampir tiga perempat warga Amerika menganggap ketimpangan kekayaan sebagai isu nasional yang serius, sementara 46% menilai kekayaan berlebihan para miliarder justru menghambat masyarakat biasa untuk mencapai American Dream.

Klub Miliarder Mungkin Tak Lagi Bertambah

Setelah mencatat pertumbuhan kekayaan yang luar biasa sepanjang 2024—di mana para miliarder bisa menghasilkan USD 10 miliar per hari—tren pada 2025 menunjukkan sinyal pembalikan arah. Jika kondisi pasar terus memburuk, klub miliarder dunia yang selama ini tumbuh pesat bisa menjadi lebih eksklusif.

Untuk saat ini, nasib para miliarder mungkin masih cukup aman. Namun, bagi jutaan orang biasa di seluruh dunia, gejolak ekonomi ini bisa menjadi pukulan yang jauh lebih berat. (hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |