Naples (pilar.id) – Stadion Diego Armando Maradona bergemuruh pada akhir pekan ini setelah Napoli secara matematis memastikan diri sebagai juara Serie A 2025, usai kemenangan meyakinkan atas Cagliari.
Di bawah komando Antonio Conte, Napoli kembali merengkuh Scudetto keempat sepanjang sejarah klub, sekaligus menjadi gelar kedua mereka dalam tiga musim terakhir.
Sukses ini terang membawa kenangan pada masa kejayaan era Diego Maradona, namun juga menandai lahirnya era baru dengan identitas dan filosofi berbeda.
Setelah musim sebelumnya tampil mengecewakan sebagai juara bertahan, manajemen klub mengambil keputusan besar dengan mendatangkan Antonio Conte sebagai pelatih utama.
Transformasi Tim oleh Conte
Dikutip dari laman official Liga Serie A, Conte datang membawa disiplin, ambisi, dan perubahan taktik besar-besaran. Lini belakang diperkuat dengan kehadiran Buongiorno, Spinazzola, dan Marín.
Di lini tengah, Billy Gilmour menggantikan peran Zielinski, sementara di lini serang, kepergian Osimhen ditambal dengan kedatangan David Neres. Skuat inti juara dua musim lalu masih dipertahankan sebagai fondasi.
Awal musim sempat mencemaskan ketika Napoli tumbang 0-3 dari Verona. Namun, reaksi cepat ditunjukkan: kemenangan atas Bologna dan perekrutan Romelu Lukaku serta Scott McTominay dari Premier League di penghujung bursa transfer menjadi titik balik. Lukaku langsung mencetak gol debut yang menentukan kemenangan atas Parma.
Sejak itu, Napoli melaju pesat. Mereka mengalahkan Cagliari 4-0, bermain imbang tanpa gol di kandang Juventus, dan mencatat lima kemenangan beruntun atas Monza, Como, Empoli, Lecce, dan AC Milan.
Taktik Conte dengan formasi empat bek, tiga gelandang dengan McTominay sebagai gelandang box-to-box, serta peran Kvaratskhelia dan Politano sebagai winger terbalik terbukti efektif.
Persaingan Ketat dan Momentum Kunci
Meski sempat tergelincir dari puncak klasemen usai kalah dari Lazio dan hasil imbang melawan Inter, Napoli kembali bangkit.
Tujuh kemenangan berturut-turut di Desember menobatkan mereka sebagai Winter Champion. Di tengah musim, Kvaratskhelia hengkang ke PSG dan digantikan oleh Okafor serta Neres. Selain itu, Philip Billing dari Bournemouth menjadi rekrutan krusial yang kemudian mencetak gol-gol penting.
Februari jadi ujian berat dengan tiga kekalahan beruntun, membuat mereka disalip Inter. Namun, Napoli bangkit di laga besar kontra Nerazzurri berkat gol penyama dari Billing. Sejak saat itu, semangat tim kembali menyala.
Kemenangan atas Fiorentina dan AC Milan diikuti hasil imbang versus Venezia dan Bologna. Empat kemenangan penting berikutnya, ditambah hasil buruk Inter, mengantarkan Napoli kembali ke puncak klasemen.
Meski dua hasil imbang terakhir melawan Genoa dan Parma membuat fans waswas, kegagalan Inter meraih kemenangan di laga penentuan kontra Lazio membuat Napoli tetap memegang kendali.
Scudetto di Tangan dan Conte Cetak Rekor
Pada laga penutup di stadion Maradona yang penuh sesak dan meriah, Napoli tak tergelincir. Mereka menang atas Cagliari dan resmi menjadi juara Serie A 2025. Suasana pun berubah menjadi lautan biru, dengan ribuan tifosi berpesta dan mengibarkan bendera Italia di jalan-jalan Naples.
Gelar ini tidak hanya berarti bagi klub, tetapi juga mengukuhkan Antonio Conte sebagai pelatih pertama yang memenangi Scudetto dengan tiga klub berbeda: Juventus, Inter Milan, dan kini Napoli.
“Ini adalah era baru untuk Napoli. Kemenangan ini milik seluruh kota, seluruh tim, dan sebuah bukti bahwa kami bisa bangkit dari keterpurukan,” ujar Conte dalam konferensi pers usai pertandingan.
Dengan pencapaian ini, Napoli tak hanya menulis ulang sejarah, tetapi juga menegaskan bahwa mereka siap menjadi kekuatan dominan baru di Serie A. (usm/hdl)