Sinopsis Lilo & Stitch (2025): Film Live Action yang Menghibur, Kurang Mampu Penuhi Ekspektasi

2 days ago 20

Jakarta (pilar.id) – Disney kembali merilis versi live action dari salah satu film animasi klasiknya, Lilo & Stitch, yang pertama kali tayang pada tahun 2002. Disutradarai oleh Dean Fleischer Camp, sutradara yang dikenal lewat film indie Marcel the Shell with Shoes On, remake ini mencoba menghadirkan kembali kisah manis tentang keluarga, kehilangan, dan makna kebersamaan dengan pendekatan visual yang lebih nyata.

Namun, meskipun penuh usaha dan rasa hormat terhadap sumber aslinya, Lilo & Stitch versi live action ini masih terasa seperti bayangan pucat dari film animasinya yang penuh warna dan emosi.

Lilo & Stitch (2025): Setia Pada Cerita

Film ini mempertahankan garis besar cerita aslinya. Lilo, seorang gadis kecil yang unik, tinggal bersama kakaknya, Nani, setelah kematian orang tua mereka.

Mereka berjuang bertahan hidup sambil menjaga ikatan keluarga di tengah tekanan sosial dan ancaman dari petugas layanan sosial. Kehidupan mereka berubah drastis saat Lilo mengadopsi Stitch, makhluk alien eksperimental yang kabur ke Bumi.

Maia Kealoha tampil gemilang sebagai Lilo, dan Sydney Elizebeth Agudong membawa kedalaman emosional sebagai Nani—yang kini mendapatkan porsi cerita lebih besar sebagai sosok pengganti orang tua yang rapuh namun kuat. Tia Carrere, yang dulu mengisi suara Nani dalam versi animasi, kini hadir dalam peran baru sebagai petugas sosial yang simpatik.

Meski chemistry antar pemain cukup kuat, beberapa elemen penting dari versi animasi dirasa melemah. Salah satu contohnya adalah perilaku nakal Lilo yang dibuat lebih halus—ia kini hanya menjilat, bukan menggigit kakaknya. Detail kecil yang diubah ini mungkin terasa sepele, tetapi turut mengikis kompleksitas emosional karakter.

Stitch: Lebih Furry, Tapi Kurang Cuddly

Stitch, yang kembali diisi suaranya oleh Chris Sanders, tampil dengan desain VFX lebih realistis dan berbulu. Meskipun teknisnya mengesankan, sosok Stitch dalam versi ini terasa kurang menggemaskan dan kehilangan sebagian besar ekspresi karakternya yang dulu sangat kuat dalam versi animasi.

Beberapa karakter pendukung juga dihilangkan, dan sebagian lagu-lagu Elvis Presley yang ikonik telah dikurangi. Sebagai gantinya, film ini lebih menekankan musik lokal Hawaii, yang memperkuat nuansa budaya asli pulau tersebut—sebuah perubahan yang cukup menyegarkan.

Perlu Inovasi atau Hentikan Remake?

Meskipun tak bisa dibilang buruk, Lilo & Stitch versi 2025 ini terlalu mirip dengan versi aslinya untuk benar-benar menawarkan sesuatu yang baru. Beberapa adegan emosional yang seharusnya menjadi gut punch terasa tumpul akibat editing yang kurang tajam.

Dengan durasi yang lebih panjang, seharusnya film ini mampu memperkaya narasi atau memberikan interpretasi baru.

Ulasan ini menegaskan bahwa sudah waktunya Disney berani memberikan kebebasan lebih pada para sineas untuk melakukan reinterpretasi yang berani, atau mempertimbangkan kembali apakah semua film animasi perlu dibuat ulang dalam format live action.

Lilo & Stitch live action adalah film keluarga yang tetap menghibur dan memiliki momen menyentuh, tapi sulit untuk tidak membandingkannya dengan animasi orisinalnya yang ikonik. Penambahan elemen baru tak cukup kuat untuk mengimbangi kehilangan daya magis visual dan emosional dari versi 2002. (ret/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |