Washington DC (pilar.id) – Juventus akan memulai kiprah perdananya di Piala Dunia Antarklub FIFA edisi baru dengan menghadapi Al-Ain pada laga pembuka Grup G yang berlangsung di Audi Field, Washington. Pertandingan ini menjadi langkah awal krusial bagi raksasa Italia yang tengah mencari jalan kembali ke puncak kejayaan.
Setelah mengalami kemunduran beberapa tahun terakhir, Juventus lolos ke turnamen ini sebagai tim kedelapan terbaik UEFA dalam peringkat empat tahun terakhir.
Meski berstatus raksasa Eropa dengan dua gelar Liga Champions dan dua trofi Piala Interkontinental, ini adalah kali pertama mereka tampil di versi modern Piala Dunia Antarklub.
Di sisi lain, Al-Ain datang sebagai wakil Asia usai menjuarai AFC Champions League 2023–24. Klub asal Uni Emirat Arab ini pernah mencuri perhatian dunia pada 2018 dengan menembus final dan kini berharap mengulang kisah dongeng serupa.
Juventus, Misi Penebusan Dosa
Juventus datang dengan reputasi besar namun dibayangi krisis berkepanjangan. Setelah gagal menjuarai Serie A sejak 2020, musim 2024–25 mereka kembali diwarnai inkonsistensi — mencatatkan 20 hasil imbang di semua kompetisi dan finis keempat di klasemen liga.
Thiago Motta dipecat sebelum musim berakhir dan digantikan oleh Igor Tudor, eks bek Juve yang kini mendapat kepercayaan sebagai pelatih tetap.
Di bawah formasi 3-4-2-1 andalan Tudor, Kenan Yildiz diprediksi menjadi kunci permainan. Pemain muda asal Turki itu mencatat 15 kontribusi gol musim lalu dan memberi dampak signifikan saat diturunkan sebagai starter.
Beberapa pemain kunci seperti Bremer dan Arkadiusz Milik masih dalam proses pemulihan, namun Manuel Locatelli dipastikan siap tampil usai pulih dari cedera pergelangan kaki.
Al-Ain, Underdog Berbahaya dari Asia
Sementara Juventus baru debut, Al-Ain telah dua kali tampil di ajang ini. Pencapaian terbaik mereka terjadi pada 2018 saat lolos ke final. Namun sejak sukses menjuarai Liga Champions Asia musim lalu, performa Al-Ain justru menurun, hanya finis kelima di liga domestik dan gagal mempertahankan gelar Asia.
Meski demikian, kekuatan Al-Ain tak bisa diremehkan. Mereka diperkuat Kodjo Laba, pencetak 20 gol musim lalu, serta Soufiane Rahimi, MVP Liga Champions Asia dan top skor Olimpiade 2024. Pemain kreatif asal Paraguay, Kaku, akan menjadi pengatur serangan utama.
Di bawah asuhan pelatih Vladimir Ivic, skuad Al-Ain tetap berbahaya dan akan mengandalkan pengalaman kiper veteran Rui Patricio yang baru pindah dari Serie A.
Rekap Starting XI yang Diprediksi
Kiper | Di Gregorio | Rui Patricio |
Bek | Kalulu, Gatti, Kelly | Autonne, Park, Cardoso |
Gelandang | Gonzalez, Thuram, Locatelli, Cambiaso | Traore, Nader, Palacios, Erik |
Playmaker | Conceicao, Yildiz | Kaku |
Penyerang | Kolo Muani | Laba, Rahimi |
Grup G: Tantangan Berat di Depan
Grup G dihuni oleh Juventus, Al-Ain, Wydad AC, dan juara bertahan Manchester City. Untuk lolos ke fase gugur, Juventus minimal harus meraih empat poin dari dua laga awal sebelum menghadapi City di laga terakhir. Al-Ain, sementara itu, berharap bisa meraih poin saat melawan Wydad dan mencuri hasil dari dua raksasa Eropa.
Partai pembuka Grup G ini akan menjadi tolok ukur kesiapan Juventus dan Al-Ain. Apakah Bianconeri bisa menegaskan kebangkitannya, atau justru Al-Ain yang kembali membuat kejutan di panggung dunia? (wid/hdl)