Koperasi Desa Merah Putih: Wujud Nyata Visi Bung Hatta dalam Membangun Ekonomi Berkeadilan

2 weeks ago 19

Bandung (pilar.id) – Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) terus menghidupkan semangat dan cita-cita Bung Hatta dalam membangun ekonomi nasional yang berkeadilan.

Salah satu implementasinya diwujudkan dalam pembentukan 80.000 unit Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes/Kel) yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto.

Koperasi tersebut menjadi bukti komitmen pemerintah dalam mengembalikan peran koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional, sebagaimana yang telah dicetuskan oleh Bung Hatta, sang Proklamator Kemerdekaan sekaligus Bapak Koperasi Indonesia.

“Kalau sekarang Pak Prabowo menjadikan koperasi sebagai soko guru dan alat perjuangan utama untuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, itu adalah sebuah keniscayaan,” ujar Wakil Menteri Koperasi dan UKM, Ferry Juliantono, di Bandung.

Koperasi Sebagai Penggerak Ekonomi Produksi

Ferry menjelaskan bahwa salah satu gagasan utama Bung Hatta adalah menjadikan koperasi sebagai badan usaha besar, tidak hanya terbatas pada sektor kecil dan konsumsi. Pemerintah kini fokus mengembangkan koperasi produksi yang mampu memberikan multiplier effect signifikan bagi perekonomian rakyat.

“Koperasi tidak boleh identik dengan kecil. Harus bisa masuk ke sektor-sektor besar seperti koperasi produksi, konsumsi, dan jasa keuangan,” tegasnya.

Guna menjangkau generasi muda, Kemenkop juga menghadirkan koperasi dengan pendekatan modern berbasis teknologi. Langkah ini diharapkan mampu menarik minat anak muda untuk berkoperasi dan melanjutkan perjuangan Bung Hatta dalam menciptakan keadilan sosial.

“Kita ingin gagasan Bung Hatta tidak hanya dikenang, tapi dihidupkan kembali oleh generasi penerus,” tambah Ferry.

Gotong Royong sebagai Fondasi Ekonomi

Ketua Pembina Yayasan Hatta, Meutia Farida Hatta Swasono, menyambut baik inisiatif pemerintah yang ingin membangkitkan kembali peran koperasi dalam ekonomi nasional.

Menurutnya, koperasi adalah satu-satunya lembaga ekonomi yang mendasarkan diri pada semangat gotong royong dan kemampuan menolong diri sendiri.

“Prinsip koperasi sesuai dengan budaya Indonesia yang mengedepankan musyawarah dan gotong royong. Ini bukan tiruan dari negara lain, tapi lahir dari jati diri bangsa,” jelas Meutia.

Ia juga menekankan bahwa koperasi tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga menjadi alat untuk menjaga martabat dan kerja sama antar warga.

Senada dengan itu, Halida Hatta menambahkan bahwa koperasi adalah alat pemberdayaan manusia, bukan sekadar entitas bisnis. “Yang kita bangun bukan hanya produk, tapi nilai kerja bersama dan martabat manusia. Itulah esensi koperasi,” tuturnya.

Langkah Nyata Menuju Ekonomi Berkeadilan

Dengan berdirinya 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh pelosok Indonesia, pemerintah ingin memastikan bahwa setiap desa dan kelurahan memiliki akses terhadap wadah ekonomi kolektif yang berlandaskan keadilan sosial.

Langkah ini sekaligus menjadi warisan berharga dari pemikiran Bung Hatta, yang relevan hingga hari ini dan menjadi pondasi penting dalam mewujudkan kemandirian ekonomi rakyat secara menyeluruh. (ret/hdl)

Read Entire Article
Bansos | Investasi | Papua | Pillar |